EKONOMI MANEJERIAL
Ekonomi manajerial adalah pengetahuan yang menunjukkan adanya aplikasi
teori ekonomi dan analisis pengetahuan pengambilan keputusan yang menelaah
bagaimana organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien. Pusat perhatian
ekonomi manajerial adalah konsep keuntungan, dimana keuntungan merupakan
selisih penerimaan perusahaan total dengan biaya total.
Ekonomi manejerial
meliputi aspek yaitu manajemen keuangan, manajemen SDM, manajemen operasional,
manajemen pemasaran. Adapun masalah-masalah dalam ekonomi manejerial yaitu:
ü Penentuan laba
ü Jenis produk dan jumlah produksi
ü Teknik produksi
ü Biaya produksi dan pemasaran
ü Daya serap pasar
ü Tingkat elastisitas pasar
ü Investasi dan pendanaan
ü Penetapan bunga
Terdapat teori-teori dalam ekonomi perusahaan dalam
kerangka kerja untuk keputusan seperti teori perilaku konsumen, teori produksi,
teori pembiayaan dan investasi, teori harga dan pasar. Dalam ilmu pengambilan
keputusan (alat dan teknik analisis) dapat dilakukan dengan teknik optimasi,
peramalan, teori permainan, analisis numerik, dan estimasi statistik.
Teori-teori ekonomi perusahaan dan ilmu pengambilan keputusan digunakan dalam
ekonomi manajerial. Ekonomi manajerial menggunakan konsep ekonomi dan ilmu
pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah-masalah manajerial dengan solusi
optimal terhadap masalah-masalah keputusan manajerial
Ekonomi manajerial mencakup empat komponen sebagai berikut beserta sedikit
penjabarannya
1.
SDM ( Sumber Daya Manusia) adalah pegawai, buuh, karyawan menurut (mikro)
sedangkan menurut (makro) SDM berarti penduduk suatu negara yang sudah memasuki
angkatan kerja.
2.
Operasional adalah suatu konsep dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tujuan
perusahaan.
3.
Keuangan berupa perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pencairan dan
penyimpanan dana.
4.
Pemasaran adalah upaya yang dilakukan sebuah perusahaan dalam memperkenalkan
suatu produk atau mempopulerkannya ke masyarakat atau golongan tertentu.
Ekonomi manajerial mempunyai tujuan khusus dan tujuan umum. Tujuan
khusus dari ekonomi manajerial yaitu, efektifitas dan efisiensi produksi,
pengaturan dan strategi, penyeimbangan supply dan demand, dan peningkatan
penjualan. Sedangkan tujuan umum dari ekonomi manajerial adalah mencari
keuntungan/laba. Dalam ekonomi manajerial perlu memperhatikan perilaku
konsumsi, pasar, dan produksinya berdasarkan teori-teori ekonomi manajerial
untuk dapat menghasilkan laba.
Rumus Laba:
LABA = Pendapatan – biaya
π = TR – TC
Laba merupakan tujuan akhir dari suatu perusahaan. Laba sendiri
juga sebagai sarana untuk menciptakan kesejahteraan bagi pihak-pihak yang
terkait dengan perusahaan (karyawan, negara, investor, masyarakat). Laba
menentukan multiplier effect pembangunan. Laba mempunyai beberapa peran yaitu
sebagai sumber pembiayaan, sebagai ukuran untuk membagi hasil usaha (deviden),
sebagai ukuran pembayaran pajak, dll. Laba sebagai sumber pembiayaan kepedulian
perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungannya.
Komponen penentu laba yaitu pendapatan dan biaya. Pendapatan
merupakan variabel eksogen, yang tidak bisa dimanaje secara langsung oleh
manajemen, hanya bisa dipengaruhi, karena pengambilan keputusannya adalah
konsumen. Agar optimal memperoleh pendapatan perlu dikaitkan dengan teori
perilaku konsumen. Sedangkan biaya merupakan variabel endogen, yang bisa
dimanaje secara langsung oleh manajemen, Agar optimal perlu penanganan biaya
secara khusus dan cermat menggunakan berbagai teori, seperti teori biaya
produksi, teori biaya pemasaran, dan sebagainya. Akuntansi Biaya menjadi
instrumen yang penting. Teori-teori agar memperoleh laba, meliputi :
ü Teori Pembuangan Resiko: jika
resiko-resiko kerugian dapat dihindari.
ü Teori Friksi: Jika menang dalam
mengambil kesempatan ketika friksi terjadi
ü Teori Monopoli: Jika memonopoli
usaha.
ü Teori Inovasi: Jika inovasi lebih
awal dibanding pesaingnya.
ü Teori Efisiensi: Jika efisien dalam
operasionalnya.
ü Teori Kompensasi: jika mampu
memuaskan konsumen, dan mempertahankan efisiensi.
Gb. Hubungan antar
lingkungan dalam bisnis
Ekonomi manajerial termasuk dalam ekonomi mikro. Ekonomi Manajerial yaitu
Penggunaan konsep ekonomi dan ilmu penganmbilan keputusan untuk memecahkan
masalah-masalah menejerial. Yang dimaksud konsep ekonomi diatas yaitu sebuah
teori-teori ekonomi perusahaan yang mencakup teori perilaku konsumen, proses
produksi, pembiayaan dan investasi juga harga dan pasar. Dan teori tersebut
digunakan dalam menyelesaikan masalah-masalah manajerial perusahaan yang berupa
:
·
Penentuan laba
·
Jenis produk dan jumlah produksi
·
Teknik produksi
·
Biaya produksi dan pemasaran
·
Daya serap pasar dan penetapa harga
·
Tingkat elastisitas pasar
·
Investasi dan penanaan
Akan diselesaikan dan diputuskan dengan menggunakan ilmu pengambilan
keputusan sebagai alat teknis analisis yaitu teknik optimasi, peramalan, teori
permainan analisis numerik, estimasi statistik.
Tujuan umum ekonomi manajerial adalah memperoleh laba , dari tujuan umum
tersebut terbentuklah beberapa tujuan khusus yaitu :
1.
Efektifitas dan efisiensi produksi
2.
Pengaturan dan strategi
3.
Peneimbangan supply dan demand
4.
Peningkatan penjualan
LABA ?
LABA = PENDAPATAN –
BIAYA
Laba merupakan tujuan
akhir sebuah perusahaan, dalam terapainya laba makan akan tercipta
kesejahteraan bagi pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan seperti Karyawan
Negara, Investor, dan juga masyarakat. Peran laba sebagai berikut :
Ø Laba sebagai
permbiayaan seperti,
-
Peningkatan SDM
-
Perluasan produk
-
Perluasan pasar
-
Pembiayaan lainnya
Ø Laba sebagai ukuran
permbiayaan pajak
Ø Laba sebagai ukuran
untuk membagi hasil
Ø Laba merupakan cerminan
kesehatan operasional perusahaan
Ø Laba sebagai sumber
pembiayaan kesejahteraan
Ø Laba sebagai sumber
pembiayaan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungannya.
Komponen penentu laba
Ø Laba = Pendapatan –
Biaya
Ø Pendapatan meruoakan
variabel eksogen, yang tidak bisa dimanaje secara langsung oleh manajemen,
hanya bisa dipengaruhi karena pengambilan keputusannya hanya konsumen.
Ø Biaya merupakan
variabel endogen, yang bisa dimanaje langsung oleh manajemen.
Keputusan manajemen lebih
mudah melalui pengendalian biaya dibanding meningkatkan pendapatannya keputusan
manajemen tersebut terkait dengan biaya :
1.
Eliminasi biaya (penghilangan biaya)
2.
Reduksi biaya ( pengurangan biaya)
3.
Ekstensifikasi biaya (perluasan atau penambahan biaya)
4.
Intensifikasi biaya ( pengefektifan atau pengefisiensian biaya)
TEORI BIAYA DAN ESTIMASI BIAYA
Keputusan manajerial
memerlukan perbandingan antara biaya dan manfaat, biaya mencerminkan efisiensi
manajerial. Maka dalam kosep biaya penggunaannya dihitung dalam nilai ekonomi,
sedangkan dalam konsep produksi penggunaannya dihitung dalam nilai fisik. Biaya
dalam produksi menentukan pricing
. Kosep biaya
produksi :

Ø Biaya Relevan
Adalah biaya yang secara aktual
mempengaruhi setiap kegiatan atau keputusan dalam produksi, bersifat kepuusan
proyeksi manaat masa depan bukan bersiat historis.
Ø Biaya Alternatif
Biaya yang timbul akibat memilih keputusan tertentu, biaya ini
membandingkan antara biaya ekonomi dan biaya eksplisit juga implisit.
Ø Biaya Eksplisit Versus
Implisit
Eksplisit cost adalah biaya yang diukur dengan bukti keluarnya kas.
Implisit cost adalah biaya non kas yang diukur melalui konsep opportunity.
Ø Biaya Marginal
Biaya yang timbul akibat menambah output produksi . Biaya ini bersifat uniter , diukur pada titik waktu tertentu. Cenderung bersifat jangka pendek.
Ø Biaya Inkremental
Akumulasi atas variasi biaya
pada variasi kepuniba.ac.idutusan manajerial yang bersifat jangka panjang . Biaya inkremental ini menghasilkan:
- biaya relevan:
biaya yang masih dapat dipengaruhi oleh
keputusan manajerial tertentu
- biaya irrelevan (biaya hangus) (sunk cost):
biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh
keputusan manajerial tertentu
- biaya relevan:
biaya yang masih dapat dipengaruhi oleh
keputusan manajerial tertentu
- biaya irrelevan (biaya hangus) (sunk cost):
biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh
keputusan manajerial tertentu
Biaya ini berbeda dengan biaya marginal. Biaya
marginal bersifat uniter, sedang biaya inkremental bersifat akumulasi.
Ø Biaya Jangka pendek Dan
Jangka panjang
JANGKA PENDEK
- periode dimana input produksi bersifat tetap
- periode dimana input produksi bersifat tetap
- orientasinya untuk keputusan operasi sehari-hari
- terkait dengan marginal cost
- terkait dengan marginal cost
FUNGSI BIAYA JANGKA PENDEK
TC = TFC + TVC
Fungsi biaya di atas perlu diderivasi menjadi:
Biaya rata-rata (Average cost):
- Average Fixed Cost (AFC)
- Average Variable Cost (AVC)
- Average Total Cost (ATC)
- Average Fixed Cost (AFC)
- Average Variable Cost (AVC)
- Average Total Cost (ATC)
Biaya marginal (Marginal cost) (MC) Elastisitas
Biaya (EC)
PENDUGAAN UNGSI BIAYA
Menggunakan pendekatan:
- Analisis Regresi Kubik
(variabel bebasnya hingga berpangkat tiga)
TC = a + bQ + cQ2 + dQ3
a = TFC
bQ + cQ2 + dQ3 = TVC
(àà cenderung untuk jangka pendek)
- Model Cobb-Douglas (regresi logaritma)
TC = aQbrgwd
(àà untuk jangka panjang)
- Analisis Regresi Kubik
(variabel bebasnya hingga berpangkat tiga)
TC = a + bQ + cQ2 + dQ3
a = TFC
bQ + cQ2 + dQ3 = TVC
(àà cenderung untuk jangka pendek)
- Model Cobb-Douglas (regresi logaritma)
TC = aQbrgwd
(àà untuk jangka panjang)
KETERBATASAN ANALISIS REGRESI KUBIK
Model Kubik tidak dapat untuk menduga jangka panjang karena tidak memuaskan
secara teori ekonomi . Tidak dapat menjelaskan perubahan jangka panjang
apabila harga input berubah sementara penggunaan input dan produksi output
tetap. Maka, sebagai penggantinya menggunakan model Cobb-Douglas.
-
Misal: Inputnya K dan L, dengan harga r untuk K
dan w untuk L, maka dapat dinotasikan TC
= f(Q,r,w)
-
Atau persamaannya dapat ditulis TC = rK+wL
-
Jika harga input naik 2 kali, maka TC’=2TC, Bukti: TC’=(2r)K+(2w)L =
2(rK+wL) = 2TC
JANGKA PANJANG
- periode dimana input produksi berubah
- orientasinya untuk perencanaan jangka panjang
- terkait dengan inkremental cost.
- periode dimana input produksi berubah
- orientasinya untuk perencanaan jangka panjang
- terkait dengan inkremental cost.
LEARNING CURVE
•
Kurva yang menunjukkan penurunan rata-rata biaya
input produksi akibat penambahan total output produksi
• Ilustrasi:
untuk membuat produk sebanyak 100 unit butuh 1000 jam kerja, tetapi ketika sudah ada pengalaman dan tata kerja yang baik, untuk produksi 100 unit berikutnya hanya butuh waktu kurang dari 1000 jam (misal 700 jam kerja).
untuk membuat produk sebanyak 100 unit butuh 1000 jam kerja, tetapi ketika sudah ada pengalaman dan tata kerja yang baik, untuk produksi 100 unit berikutnya hanya butuh waktu kurang dari 1000 jam (misal 700 jam kerja).
•
Penurunan rata-rata biaya input terbesar ketika perusahaan telah berpengalaman dan
didukung proses produksinya dengan teknologi baru
biaya produksi
BIAYA PRODUKSI
Biaya produksi adalah
semua pengeluaran ekonomis yang harus di keluarkan untuk memproduksi suatu
barang. Biaya produksi juga merupakan pengeluaran yang di lakukan perusahaan
untuk mendapatkan faktor – faktor produksi dan bahan baku yang akan di gunakan
untuk menghasilkan suatu produk.
Biaya produksi dapat meliputi unsur – unsur sebagai berikut :
Biaya produksi dapat meliputi unsur – unsur sebagai berikut :
- bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
- bahan-bahan pembantu atau penolong
- upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
- penyusutan peralatan produksi
- uang modal, sewa
- biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
- biaya pemasaran seperti biaya iklan
- pajak
Berdasarkan jangka waktunya, biaya produksi di bedakan menjadi 2 yaitu :
1. Jangka Waktu Pendek.
Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor produksi tidak dapat di tambah jumlahnya.
teori – teori biaya produksi dalam jangka pendek, Yakni:
# Biaya Total (Total Cost / TC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang terdiri dari biaya Variabel dan Biaya Tetap. TC= TVC + TFC
# Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost / TVC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat Variabel atau dapat berubah – ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan dihasilkan.
Semakin banyak produk yang dhasilkan, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan.
Contoh : Biaya bahan baku , upah tenaga kerja, bahan bakar,dls.
TVC= TC-TFC
# Biaya Tetap (Total Fixed Cost / TFC)
Biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi.
Artinya biaya ini besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan.
Contoh: biaya abonemen Telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan,biaya penyusutan, dls.
TFC=TC-TVC
# Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC)
BiayaTotal (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah Produksi tertentu oleh perusahaan tersebut (Q).
ATC =TC/Q
Q= jumlah Output yang dihasilkan
Biaya total rata-rata juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ATC = AVC+AFC
# Biaya Variabel rata-rata (Average Variabel Cost / AVC)
Biaya Variabel Total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tertentu(Q).
AVC= TVC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AVC=ATC-AFC
# Biaya tetap Rata –rata (Average Fixed Cost / AFC)
Biaya tetap (TFC) untuk memproduksi sejumllah barang tertentudibagi dengan jumlah produksi tertentu (Q).
AFC=TFC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AFC=ATC-AVC
# Biaya Marginal (Marginal Cost / MC)
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu satuan output.
2. Jangka Waktu Panjang.
Sedangkan jangka waktu panjang merupakan segala faktor produksi yang masih dapat berubah – ubah.
Teori – teori biaya jangka panjang yakni diantaranya ialah :
Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat Variabel.
Biaya total sama dengan perubahan biaya Variabel. LTC=∆LVC
Dengan LTC= biaya total jangka panjang (Long Run Total Cost)
∆LVC= Perubahan Biaya Variabel jangka panjang
# Biaya Marjinal jangka panjang
Tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit.
Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variable.
Maka, LMC=∆LTC/∆Q
Dengan LMC= Biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjinal Cost)
∆LTC= Perubahan Biaya Total jangka Panjang
∆Q= Perubahan Output
# Biaya Rata – rata
Biaya total dibagi Jumlah Output. LRAC=LTC/Q
Dengan LRAC=Biaya Rata – Rata Jangka panjang (Long Run Average Cost)
Q = Jumlah output
Jenis-jenis Biaya
Produksi
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi :
1. Biaya bahan baku (direct material Cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.
3. Biaya overhead pabrik
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.
Elemen-elemen dari biaya Overhead Pabrik yaitu :
- Biaya bahan penolong
- Biaya tenaga kerja tidak langsung
- Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
- Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
- Biaya listrik dan air pabrik
- Biaya asuransi pabrik
- Operasi lain-lain
Proses Produksi
Pengumpulan harga produksi sangat ditentukan berdasarkan proses produksinya. Proses produksi dibagi menjadi 2 macam:
1. Produksi atas dasar pesanan
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksi dengan menggunakan harga pokok pesanan
2. Produksi masa
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan pengolahan produknya untuk memenuhi persediaan di gudang yang umumnya produknya berupa standar.
Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksinya dengan menggunakan metode harga pokok proses (Process cost methode). Dalam metode, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produk persatuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut, dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
akuntansi biaya
AKUNTANSI BIAYA
Akuntansi biaya
adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan,
pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya yang
berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa.
Biaya didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dan menurut
konvensi diukur dengan satuan mata uang.
Objek biaya (cost object) atau tujuan biaya
(cost objective) adalah sebagai suatu item atau aktivitas yang biayanya
diakumulasi dan diukur. Berikut adalah aktivitas atau item-item yang dapat menjadi
objek biaya:
- Produk, Proses
- Batch dari unit-unit sejenis , Departemen
- Pesanan pelanggan, Divisi
- Kontrak, Proyek
- Lini produk, Tujuan strategis
Tujuan Akuntansi Biaya
Tujuan
Akuntansi Biaya antara lain:
- Perencanaan serta pengendalian biaya.
Manajemen menyusun estimasi pendapatan dan biaya dalam pencapaian
tujuan yang ditetapkan perusahaan.
Dasar estimasi
biaya tersebut adalah data historis, namun fakor lain yang berpotensi memiliki
pengaruh terhadap biaya juga dipertimbangkan.
Kemudian
manajemen akan menelaah apakah biaya-biaya yang terjadi telah sesuai dengan
perencanaan estimasi biaya yang telah disusun.
Apabila ada
penyimpangan maka manajemen harus menganalisa apa yang menjadi penyebabnya dan
memepertimbangkan tindakan koreksi yang dibutuhkan
- Untuk Menentukan harga pokok dari suatu produk ataupun jasa yang diproduksi oleh perusahaan dengan tepat serta teliti serta meringkas semua biaya produksi atau penyerahan jasa.
Biaya yang disajikan merupakan biaya historis perusahaan.
Umumnya
penentuan harga pokok produknya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dari
manajemen puncak dan pihak eksternal.
Maka dari itu,
proses penyusunan akuntansi biaya ini dalam penentuan harga pokoknya
berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku
- Pengambilan Keputusan Manajemen.
Keputusan khusus ini menyangkut masa mendatang.
Maka informasi
akuntansi yang relevan dengan pengambilan suatu keputusan khusus selalu
berhubungan dgn informasi yang akan datang.
Laporan
akuntansi biaya yang bertujuan untuk pengambilan sebuah keputusan merupakan
bagian dari "akuntansi manajemen"
Pengklasifikasian Biaya
Pengklasifikasian
atau penggolongan biaya merupakan suatu proses mengelompokkan dengan sistematis
atas seluruh elemen yang ada menjadi kelompok kelompok tertentu agar lebih
ringkas supaya bisa menyajikan informasi yang lebih rinci
Biaya merupakan
suatu pengorbanan dari sumber ekonomi yang bisa diukur dalam satuan uang yang
sudah terjadi atau mungkin akan terjadi untuk suatu tujuan tertentu.
Unsur unsur pokok dari biaya adalah:
Unsur unsur pokok dari biaya adalah:
- Biaya adalah pengorbanan suatu sumber ekonomi
- Diukur dengan satuan uang
- Sudah terjadi atau berpotensi terjadi
- Untuk suatu tujuan tertentu
Ada tiga
pendekatan yang biasa dilakukan untuk akuntansi biaya, yaitu biaya standar (standard
costing), biaya berdasarkan kegiatan (activity-based costing), dan
biaya berdasarkan hasil (akuntansi
throughput).
Akuntansi biaya telah
mengalami perubahan yang dramatis, di mana perkembangan sistem komputer hampir
menghapuskan pembukuan secara manual. Akuntansi biaya kini telah menjadi kebutuhan
nyata dalam semua organisasi termasuk bank, organisasi
profesional, serta lembaga pemerintah.
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang
akuntansi yang merupakan alat bagi manajemen untuk
memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan
informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Manfaat biaya adalah menyediakan
salah satu informasi yang
diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaannya, yaitu untuk
perencanaan dan pengendalian laba; penentuan harga pokok produk dan jasa; serta
bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.
Dalam akuntansi biaya juga terdapat beberapa
kekurangan yang menyertainya, terutama dalam sistem
akuntansi
biaya yang telah ketinggalan zaman. Gejala-gejala dari sistem biaya yang
ketinggalan zaman diantaranya ialah hasil dari penawaran sulit dijelaskan,
harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak masuk akal, produk-produk yang sulit
diproduksi menunjukkan laba yang tinggi, manajer operasional berkeinginan
menghentikan produk-produk yang kelihatan menguntungkan, marjin laba sulit
dijelaskan, pelanggan tidak mengeluh atas biaya naiknya harga, departemen akuntansi menghabiskan
banyak waktu hanya untuk
memberi data biaya bagi proyek khusus, dan biaya produk berubah karena adanya
perubahan peraturan pelaporan.